Kamis, 26 April 2012

laporan praktek industri minyak kelapa sawit

BAB I
PENDAHULUAN

    latar Belakang
Tujun pelaksanaan pendidikan nasional saat sekarang ini diarahkan kepada peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM), yaitu manusia yang mempunyai wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.
Untuk menigkatkan sumber daya manusia tersebut, perlu dilaksanakan suatu bentuk pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan supaya ada hubungan antara dunia pendidkan dengan dunia industri. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan saling membutuhkan, saling mendukung untuk mencapai tujuan pembangunan.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang adalah salah satu lembaga pendidkan yang bertugas melaksanakan program-program pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenga kerja yang terampil, mepunyai wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut di dunia industri.
Upaya yang dilakukan fakultas Teknik Universitas Negeri Padang untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengrimkan mahasiswa yang telah memenuhi syarat akademis untuk melaksanakan pengalaman lapangan industri.
Pengalaman lapangan industri (PLI) merupakan jembatan penghubung antara dunia industri dengan lembaga pendidkan. Pelaksanaan lapangan industri bagi mahasiswa sangat penting untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang di dapat selama pendidikan di bangku perkuliahaan. Sehingga dapat diketahui perbandingan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang sesungguhnya dan memberikan masukan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam memberikan materi yang benar – benart bermanfaat dan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dunia industri / duni kerja.
Selain itu pengalaman lapangan industri ini juga dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa mengenai perkembangan actual dunia industri. Pengalaman lapangan industri dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, menilai secara langsung kemampuan yang dimilki oleh mahasiswa, dengan tujuan mencari tenaga kerja yang sesuai dengan atau dibutukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.   

    Maksut Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui aplikasi teknologi permesinan yang ada di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi.
    Tujuan umum
Menurut buku pedoman Praktek Lapangan Industri (PLI) FT UNP, tujuan umum PLI adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang teknologi / kejuruan melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di perusahaan / industri tempat dilaksanaknnya PLI tersebut. Selama pelaksanaan PLI, mahasiswa diharapkan dapat melatih diri dan mengumpulkan informasi untuk menulis laporan tentang kegiatan dengan menggunakan landasan teori yang ada.
    Tujuan khusus
Setelah melaksanakan PLI, mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman industri yang mencakup perencanaan, pengolaan, dan pelaksanaan unit produksi serta pengujian kualitas produk. Selain itu, mampu melaksanakan pekerjaan dilapangan industri setingkat kemampuan yang terbaik dengan cara:
    Berusaha untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu yang baru dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan
    Berusaha untuk mencari informasi dan mengatasi masalah yang ditemui selama Praktek Lapangan Industri
    Bekerja sesuai dengan ketepatan dan kecepatan standar industri
    Dapat menginteraksikan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah dengan pekerjaan di industri
    Dapat membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan dimasa yang akan datang
    Hadir dan bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan
    Mengamati, membandingkan, menganalisa dan menerapkan hal-hal yang didapat dibangku kuliah dengan yang ada di dunia kerja.
    Dapat mengetahui persoalan-persoalan yang timbul pada keadaan sebenarnya pada dunia industri
    Memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang teknik pada umumnya dan teknik mesin pada khususnya
    Sebagai pengalaman dan wawasan kerja untuk menghadapi dunia kerja di kemudian hari

    Manfaat Praktek Lapangan Industri
    Bagi mahasiswa
    Mendapatkan pengetahuan baru dibidang pengolahan kelpa sawit yaitu bagaimana proses terjadinya Crude Palm Oil (CPO)
    Mengetahui bagaimana prinsip kerja dari pabrik kelapa sawit
    Mendapatkan pengetahuan tentang perawatan (maintenance) dan perbaikan (repairing) pabrik.
    Bagi FT UNP padang
    Mendapatkan informasi baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi industri. Informasi dapat digunakan untuk masukan dalam pembuatan kurikulum pendidikan tinggi, khususnya dibidang kejuruan yang mengacu pada proses link and match
    Menjalin kerjasama dengan pihak industri
    Sebagai bahan evaluasi



    Bagi industri
    Mendapatkan masukan dari mahasiswa praktek untuk pengembangan yang lebih baik
    Dapat mengenalkan perusahaan dengan dunia pendidikan melalui mahasiswa yang melakukan PLI
    Sebagai salah satu wujud pengabdian pada Negara dalam menunjang kemajuan dunia pendidikan Indonesia

    Pemilihan Bidang Kajian
Agar pelaksanaan program PLI sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu ditentukan bidang kajian yang akan dipelajari selama pelaksanaan PLI. Hal ini tidak mermaksud untuk mempersempit pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mahasiswa rentang industry akan tetapi mengingat keterbatasan waktu, serta didorong oleh keinginan untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien, penulis membatasi kajian yang akan dipelajari dan dilaporkan. Mengingat industri tempat penulis melaksanakan PLI merupakan industri yang bergerak dibidang pengolaha minyak kelapa sawit, maka bidang yang dipelajari secara khusus adalah hal-hal  yang berkaitan dengan kelangsungan proses produksi, mulai dari proses pengolahan sampai dengan kegiatan yang pendukung lainnya yang ada di industri tersebut. 

    Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penulisan laporan ini adalah dengan melaksanakan pengamatan secara langsung dan  melakukan konsultasi dengan operator dan pembimbing kerja praktek serta ditambah dengan studi kepustakaan. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai analisa yang digunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua data yaitu, data primer dan sekunder.
    Data primer merupakan informasi yan dikumpulkan praktek langsung dari sumbernya
    Data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, diaman penulis bertindak sebahai pemakai data

    Waktu Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan selama dua bulan, mulai dari tanggal 26 desember sampai 26 januari 2012 yang bertempat di Muko-Muko Bengkulu






















BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi didirikan pada tanggal 26 Februari 2002 sesuai dengan Akta Notaris No. 33 oleh Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, SH, MH yang berkedudukan di Bengkulu. Akta pendirian perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor C-09683 HT.01.01.TH.2002 tanggal 4 Juni 2002.
Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta No. 40 tanggal 21 Agustus 2002 oleh Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, SH, MH perihal perubahaan modal dasar perseroan. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Manusia dengan Surat Keputusan nomor C-11598 HT.01.04.TH.2003 tanggal 26 Mei 2003. Pada saat ini perusahaan berusaha dalam bidang industri pengolahan kelapa sawit serta melakukan usaha dibidang perdagangan meliputi pembelian dan penjualan hasil-hasil industri kelapa sawit.
Perusahaan ini didirikan atas dasar perkembangan usaha perkebunan sawit dari PT. Herfinta F and P yang berlokasi di Labuhan Batu, Sumatera Utara.
Pada saat itu masyarakat Muko-Muko yang merupakan wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, mencari investor untuk mendirikan pabrik kelapa sawit di daerah itu karena banyak buah masyarakat yang tidak dapat diolah oleh  pabrik perkebunan sawit yang ada pada saat itu (+/- tahun 2000).  Sehingga PT. Herfinta F and P  mendirikan perusahaan baru dengan nama PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi. Dengan mendirikan Pabrik Kelapa Sawit terlebih dahulu baru perkebunannya dikemudian.
Pemerintah kabupaten Muko-Muko menjanjikan menyediakan atau mencarikan lahan untuk perkebunan, dan ternyata lahan yang diberikan banyak masalah yang timbul. Dan akhirnya perusahaan mendapatkan lahan di daerah Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dengan luas lahan +/- 5.000 hektar.  
  
    Ruang Lingkup Perusahaan
    Bahan Baku
Bahan baku utama untuk bahan baku CPO (Crude Plam Oil) dan PK (Palm Kernel) adalah kelapa sawit itu sen diri berasal darimana kelapa sawit itu sendiri itu berasal dari perkebunan yang ada disekitar PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi serta dari perkebunan sawit milik rakyat di sekitar daerah tersebut. Kelapa sawit dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
    Delidura
Mempunyai cangkang yang tebalnya 2-8 mm, presentase mesocarp terhadap buah ± 65 % dan memiliki inti yang besar, kadar minyak nya 17 % sampai dengan 18%.
    Fisifera
Ketebalan cangkangnya sangat tipis bahkan hamper tidak ada, tetapi daging buahnya tebal, presentase mesocarp terhadap daging buah cukup tinggi sedang karnelnya berukuran kecil.
    Tenera
Jenis ini merupakan hasil silang antar delidura dan fisifera, sehingga mempunyai cangkang yang agak tipis ± 0,5-4 mm, presentase mesocarp terhadap buah ± 60-90 %, mempunyai lingkaran serabut dikelilingi, kadar minyak cukup tinggi: 22-24 %. Adapun jenis sawit yang ditanam di perkebunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi adalah jenis sawit tenera.

    Visi Dan Misi Perusahaan
    Visi Perusahaan
    Sangat menghargai pemegang saham dan pelanggan
    Menjadikan perusahaan suatu lingkungan yang luas dalm mengembagkan motivasi dan menghargai karyawan berdasarkan prestasi yang disumbangkan
    Pemimpin dalam pembaharuan teknologi, penyelesaian masalah keamanan lingkungan
    Menjadi nomor satu dalam bisnis dan manajemen
    Mendayagunakan seluruh kemampuan perusahaan yang berguna bagi masyarakat sekitarnya.

    Misi Perusahaan
    Memberikan pelayanan yang terbaik melebuhi harapan pelanggan
    Percaya bahwa semua kecelakaan dapat dicegah dan terus menjaga tempat kerja bebas dari kecelakaan
    Flexible dan inovatif dalam melakukan bisnis dan dikenal sebagai perusahaan ternama
    Memberikan keputusan tepat waktu dan segera memberikan tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan















BAB III
MAKANISME PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

    TIMBANGAN BUAH

Gambar 1. Timbangan buah sawit

Pengangkutan buah kelapa sawit dari kebun ke pabrik dilakukan dengan truk, sebelum buah dikumpulkan di Loading Ramp terlebih dahulu dilakukan penimbangan. Pada PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi terdapat dua unit timbangan pada saat masuk dan pada saat keluar yaitu pada kendaraan bermuatan dan kendaraan kosong.
Tujuan dilakukan penimbangan adalah untuk mengetahui jumlah TBS (Tandan Buah Segar) yang diolah dalam satu hari kerja sehingga dri jumlah tersebut dapat diketahui jumlah TBS yang masuk PKS. Disamping itu penimbangan juga untuk mengetahui jumlah buah yang dihasilkan oleh perkebunan PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi untuk satu jangka waktu tertentu. Fungsi lain dari timbangan adalah menimbang hasil produksi dan hasil pengolahan seperti CPO, kernel dan cangkang.
Untuk memperoleh hasil penimbangan yang tepat perlu dilakukan tera ulang satu kali setahun sesuai dengan petunjuk dari petugas jawatan dinas Metrologi. Perawatan timbangan setiap hari sebelum dilakukan dengan cara menjaga kebersihan timbangan setiap hari sebelum dilakukan penimbangan dan pembuangan air apabila ada genangan diwaktu hujan dalam parit untuk menghindari kerusakan alat atau penyimpangan timbangan.

    SORTASI BUAH

Gambar 2. Sortasi buah menggunakan counter
Sortasi buah adalah pepemilihan buah yang matang dan yang kurang matang untuk mempertahankan mutu CPO yang dihasilkan.
Alat yang dipakai untuk mengetahui kematangan TBS yang masuk kedalam Loading Ramp adalah Counter.

    LOADING RAMP

Gambar 3. Loading Ramp
Loading ramp berfungsi sebagai pembagi buah untuk dituangkan kedalam lori pengangkut. Satu unit loading ramp mempunyai kapasitas ±60 ton TBS,loading ramp ini mempunyai 12 pintu untuk memasukkan TBS kedalam lori dimana pintu-pintu tersebut digerakkan dengan system hidrolik.
Fungsi dari loading ramp adalah untuk :
    Tempat penampungan buah sementara sebelum diproses
    Tempat penyortiran TBS
    Tempat membuang kotoran dan pasir yang terikut pada TBS melalui kisi-kisi

    STERILIZER

Gambar 4. Sterilizer (tempat perebusan)
Lori yang telah diisi TBS pada loading ramp di dorong kedalam sterilizer untuk dilakukan proses perebusan, baik buruknya mutu dan jumlah olah suatu pabik kelapa sawit tergantung pada keberhasilan suatu rebusan. Oleh karena itu merebus TBS harus sesuai debgan standar prosedur operasi, perebusan ini dilakukan dengan system 3 puncak
    Prosedur perebusan adalah :
    Tutup kran pengeluaran uap dan buka kondensat yang letaknya sebalah bawah rebusan, biarkan selama 5 menit
    Tutup kran kondensat dan selanjutnya kran pemasukan uap dibuka penuh untuk menaikkan tekanan di dalam rebusan sehingga mencapai 2,5kg/cm²
    Waktu yang dibutuhkan rebusan untuk menaikkan tekanan ini kurang lebih 15 menit
    Tutup kran pemasukan uap dan buka kran pengeluaran uap secara cepat, sehingga uap dapat dengan cepat meninggalkan rebusan, pembuangan uap ini dilakukan sampai tekanan didalam rebusan mencapai nol waktu yang dibutuhkan kurang lebih 2 menit
    Setelah tekanan uap mencapai nol, kran pengeluaran uap ditutp kembali dank ran pemasukan uap dibuka. Biarkan uap masuk sampai tekanan uap didalam rebusan mencapai 2,5 kg/cm² dengan waktu 13 menit
    Selanjutnya dilakukan pembuangan uap untuk kedua kalinya dengan car menutup kran pemasukan uap secara cepat, sehingga tekanan di dalam rebusan mencapai nol
    Kemudian tutup kembali kran pengeluaran uap dan buka kran pemasukan uap biarkan uap masuk sampai tekanan perebusan mencapai 2,5 kg/cm² dengan waktu 13 menit. Setelah itu tekanan perebusan tercapai, tutup kran pemasukan dan tahan uap di dalam perebusan selama 35 menit
    Buka kran kondensat selama 2 menit yang bertujuan untuk pembuangan air di dalam rebusan dan stelah 2 menit buka kran pengeluaran uap selama 3 menit. Biarkan kran tersebut hingga tekanan di dalam rebusan mencapai nol.
    Setelah uap di dalam ketel rebusan benar-benar kosong baru, pintu rebusan di buka lama rebusan ± 90 menit untuk mencapai kematangan buah yang baik.

    Tujuan perebusan adalah untuk :
    Mematikan enzim-enzim yang menjadi katalisator dalam reaksi minyak berupa asam lemak bebas
    Mempermudah proses penjernihan minyak
    Mempermudah lepasnya inti dari cangkang
    Mempermudah buah lepas dari tandan pada saat penebahan
    Melunakkan daging buah untuk mempermudah penghancuran dalm digester
    Mengkoagulasikan zat-zat putih telur yang terdapat pada buah tersebut supaya tidak terikut serta dengan minyak kasar pada saat proses pengempaan (pressing)
    Menurunkan air dalam kadar buah
    Menguraikan zat-zat lender dengan cara hidrolisa, zat ini bersifat mengelmusi sehingga mempersulit pemisahan air dengan minyak kasar pada klarifikasi

    TIPPLER DAN THRESHING DRUM

Gambar 5. tippler
Lori-lori yang berisi tandan buah yang telah di rebus di tarik keluar dengan memakai capstand, satu-persatu lori dimasukkan ke dalam tippler yang berfungsi untuk menuangkan lori yang akan dimasukkan ke dalam threser yang dibawa dengan menggunakan alat bunche elevator.
Proses threshing drum yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandanya dengan system bantingan dalam drum yang berputar dengan kecepatan 22 rpm. Buah yang terlepas jatuh melalui kisi-kisi, sedangkan tandan yang kosong keluar melalui ujung drum dan dibawa oleh conveyor pembuangan tandan. Buah yang keluar melalui kisi-kisi threser dan jatuh ke fruit conveyor dan fruit elevator (sebagai alat penghantar) ke stasiun selanjutnya (stasiun kempa/pressing) untuk proses lanjut.

    STASIUN PRESSING (SCEW PRESS)

Gambar 6. Screw Press
Pada stasiun ini akan terjadi proses pemisahan minyak sawit dari ampas. Untuk mengeluarkan minyak dari adonan sawit semaksimal mungkin digunakan alat screw press. Jumlah minyak yang dihasilkan tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan dan lamanya pemberian tekanan permenit.
Bagian-bagian pada stasiun pressan ini adalah auto Feeder,rotary drum threser, cross bottomonveyor, fruit elevator, fruit distributor conveyor, digester, screw press, sand trap tank, vibrating, empty bunch conveyor, icenerator.
Pada stasiun pengeressan memerlukan 2 orang pekerja tenaga salah satunya sebagai kepala stasiun yang diawasi oleh mandor. Prosedur pada stasiun pengepressan ini adalah sebagai berikut:
    Auto feeder menjatuhkan buah ke rotary drum threser secara continiu dengan bantuan elektro motor yang dapat digerakkan secara otomatis. Tandan buah yang jatuh ke threser akan dipisahkan antara brondolan dengan tandannya. Pemisahan ini terjadi akibat dana gerakan berputar dari silinder threser sehingga ada buah akan terpanting secara berulang-ualang
    Tandan sudah kosong akan dibawa ke Empty boch conveyor (EBC) melalui ujung threser menuju incinerator untuk dibakar. Sedangkan brondolan hasil perontokan thereser akan ditransfer ke fruit elevator dengan bantuan Cross Bottom Conveyor.
    Kemudian buah di transfer lagi ke fruit distributor conveyor yang berfungsi sebagai penyalur dan mengatur pemasukan kedalam digester
    Dalam digester terjadi proses pelumatan brondolan sampai menjadi adonan. Hal ini dikarenakan pada digester dilengkapi dengan pisau-pisau untuk menghancurkan daging buah dan mengaduknya sambil diberi panas dengan suhu 90ºC dengan memakai system injeksi dan jacket. Pada digester terdapat 3 pasang pisau pengaduk dan 1 pasang pisau lempar yang berguna untuk membuang serabut ke Cut Pressan
    Selanjutnya adonan di alirkan ke screw press. Pada screw press terjadi pemisahan minyak dengan ampas serta biji.
    Kemudian minyak dialirkan ke Sand Trap Tank seterusnya di Crude Oil Tank sedangkan ampas biji di alirkan ke pabrik biji
    Agar biji tidak pecah tekanan diberikan seoptimal mungkin.





    STASIUN KLARIFIKASI (PEMURNIAN)

Gambar 7. Stasiun klarifikasi
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepressan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta air sebanyak 40-50%
Agar didapat minyak sawit yang bermutu, maka dilakukan pengolahan lebih lanjut yaitu diproses di stasiun klarifikasi. Proses pengolahan dan tahap-tahap di stsiun klarifikasi sebagai berikut:
Vibrating Screen, menyaringkotoran dan pasir terdapat pada Cruide Oil. Alat ini mempunyai saringan berupa ayakan yang berukuran 40-30 mesh. Kotoran yang tidak lolos saringan dikembalikan ke digester  melalui fruit elevator. Sedangkan minyak yang lolos saringan ditampung dalam Cruide Oil Tank (COT)
Selanjutnya minyak di pompakan ke balance  tank dan dialirkan decanter untuk memisahkan minyak dengan bahan padat / lumpur yang terikat dalam minyak kemudian minyak di alirkan ke Continous settling tank (CST) untuk memisahkan kotoran dengan cara pengendapan berdasrkan BJ, sedangkan solid ditampung dalam gendengan dan seterusnya dibuang kelubang penimbunan. Pertama-tama pemanasan pendahuluan dengan cara membuka kran steam (uap) atau steam injeksi, kemudian buka kran pemasukan minyak ke CST. Temperatur yang digunakan untuk CST adalah 90 C - 95 C 
Di CST terjadi pemisahan minyak dengan sludge (lumpur campur minyak), minyak berada dibagian atas dan mengalir ke Oil Tank sedangkan sludge yang berada di bagian bawah mengalir ke sludge tank. Kandungan minyak yang ada pada sludge tank adalah 10-20%
Di dalam oil tank terjdi proses penguapan atau pengendapan, diman minyak dipanaskan dengan suhu 90-95º C, dengan tujuan untuk memisahkan minyak dan air yang masih terkandung dalam minyakhasil CTS tersebut. Dari oil tank minyak dilairkan ke oil furifier untuk memisahkan minyak, air dan kotoran ynag masih ada. Air dan kotoran dipisahkan disebelah baawah dan minyak dipompa ke vakum dryer (tangki pengering).
Pada tangki pengering, air yang masih terdapat dalam minyak menguap sehingga kadar air minyak pada tangki pengering lebih kecil atau sama dengan 0,15%. Dari tangki pengering, minyak turun kepnimbangan hasl minyak , kemudian minyak di pompa ke tangki timbun (Storage Tank) yang merupakan tangki penyimpanan CPO.
Pada studge tank minyak yang ada berkisar 10-15% dipisahkan kembali untuk diambil minyaknya dengan proses sentrifugal sludge separator. Untuk memisahkan minyak dari kotoran diberi pemanas dengan system injeksi pada temperature 90-95 C dan ditambahkan air panas
Endapan lumpur yang masih ada pada tangki sludge oil melalui sludge separator dipisahkan menjadi minyak dan lumpur. Minyak dipompakan ke CST untuk diproses kembali. Sedangkansludge dan kotoran dialirkan ke Fat-pit untuk diproses dan di olah kembaliminyaknya, kemudian air sludge dikirim ke Colling Tower dan mengalir ke kolam limbah.
Bagian-bagian yang terdapat pada stasiun pengepressan ini adalah : Crude Oil Tank, Top Tank, Decanter, Continous Setting Tank, Oil Tank, Oil Furifier, Vacuum Dryer, Servo Balance, Oil Storage Tank, Sludge Tank, Sludge Recovery Tank, Coaling Tower, Ponding System. Pada stasiun pengepressan ini dikerjakan oleh 3 orang pekerja dengan salah satunya sebagai kepala stasiun yang di awasi oleh mandor.
    STASIUN KERNELLER

Gambar 8. Membuat inti sawit
Pada stasiun pabrik biji ini pengolahan berfungsi untuk memproses Nut menjadi silo inti (kernel). Untuk menghasilka kernel yang bermutu, pabrik biji ini harus di jalankan dengan menggunakan mesin dan metoda yang tepat.
Adapun proses pengolahan dipabrik biji adalah sebagai berikut :
    Ampas dan biji (Cake) dari atasiun pressan keluar melalui Cake Breaker Coveyor (CBC) masuk ke defericarper.
    Sewaktu di CBC biji dan ampas dipanaskan dan digemburkan, pengemburan dengan cara perputaran conveyor yang agak cepat dan dikeringkan dengan cara pemanasan dengan uap yang dialirkan dengan system jacket.
    Pada Defericaper ampas yang sudah kering dan lebur dihisap oleh Fibre Cyclone dan masuk keruangan boiler sebagai bahan bakar
    Sedangkan biji yang memilki masa yang lebih berat tidak ikut terhisap bersama ampas tadi, sehingga biji masuk ke Polishing Drum. Disini biji dibersihkan dari ampas dan serat-serat yang menempel pada biji. Pada alat ini dilengkapi dengan lubang ferproasi pada selindernya sehingga gaya sentrifugal biji keluar melalui celah atau lubang pada badan silinder dan sampah kasar keluar melalui ujung Polishing Drum.
    Biji yang keluar dari celah di angkut Nut Elevator dan dimasukkan dalam silo. Disini biji diperam selama 8-10 jam, dipanaskan dengan suhu pada bagian atas 80ºC, bagian tengah 60ºC dan bagian bawah 40ºC.
    Setelah diperam biji keluar dari silo melalui shaking Grate (alat pengatur turunya biji)dan masuk ke Cracker untuk dipecahkan, pemecahan terjadi berdasarkan gaya sentrifugal. Biji diputar dengan kecepatan900-1200 rpm (Rotary Per Minute), kemidian biji terlempar pada dinding Cracker dan akibat benturan tersebut biji akan pecah. Biji cangkang serta inti oleh Cracker Mixer Conveyor dan Elevator dibawa kedalam LTDS (Ligh Tenera Dush Sepration) dimana ketiga massa tersebut dihisap melalui blower penghisap.
    Cangkang akan terhisap dan masuk ke Harper untuk selanjutnya menjadi tambahan bahan bakar ketel uap.
    Inti akan turun dan masuk ke Hidrocyclone. Biji utuh dan biji setengah utuh serta biji lengkap yang masih terikut ke dalam inti dipisah melalui saring getar (Vibrating Greate). Biji utuh kembali ke Nut Elevator sedangkan Cangkang masuk ke Hydrocylone.
    Cangkang dan kotoran yang terikut kedalam ini dipisahkan melalui alat Hydrocylone. Dengan gaya sentrifugal cangkang akan berada di bagian bawah dan selanjutnya dihembuskan melalui blower ke Happer untuk seterusnya di buang. Sedangkan inti berada di bagin atas dan melalui Conveyor dan Kernel Elevator akan dibawa ke Kernel Silo.
    Campuran cangkang dan Kernel masuk ke dalam Drum I dan dipompakan melalui Cyclone I. Sedangkan kernel menuju ke penampungan kernel.
    Untuk mensterilkan kernel silo dilakukan remasan dengan cara memanaskan inti pada 3 tahap yaitu bagian atas 40ºC, bagian tengah 60ºC dan bagian bawah 80ºC
    Pengeringan ini dilakukan dikernel silo dengan memakai Heater (pemanas). Pada stasiun pabrik biji memerlukan 2 orang pekerja / shift dengan kapasitas kerja 8 jam/shift yang diawasi oleh mandor dan asisten     
    STASIUN PENDUKUNG
    Stasiun Water Treatmen
               
Gambar 9. Stasiun water treatmer
Air pada pabrik pengolahan kelapa sawit di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi sangat banyak dibutuhkan untuk instlasi yang ada di pabrik. Kebutuhan air tersebut antara lain untuk stasiun ketel uap, klarifikasi, sterilizer, pabrik biji dan semua stasiun yang ada pada pabrik tersebut.
Adapun proses pengolahan air pada stasiun water treatmen dan demint plant adalah sebagai berikut:
    Stasiun Water Treatmen
    Air dari danau dan sumur bor dihisap oleh Row Water Pump dengan daya hisap 400 liter/menit
    Kemudian air dialirkan ke tangki Klarifier. Di tangki ini dilakukan pengendapan lumpur dan kotoran lainnya
    Seterusnya air dialirkan ke tangki endapan (settled Tank)
    Dari tangki endapan air dialirkan ke sand Filter atau saringan pasir dan diteruskan ke tower
    Pada tower air diberi tawas dan soda asam dengan dosis 50 kg/300 liter air. Disini fungsi pemberian tawas adalah untuk mengendapkan kotoran masih terikat dari Sand Filter sedangkan soda asam untuk mencuci lendir-lendir yang berada di dalam tower
    Stasiun Demint Plant
    Dari tower ke tangki kation, di dalam tangki ini ditambahkan HCL sebanyak 70 liter/200 liter air. Kegunaan dari HCL adalah untuk menurunkan PH air
    Selanjutnya air dialirkan ke tangki anion. Di tangki ini ditambahkan caustic soda sebanyak 50kg/600 liter air, guna kaustik soda adalah untuk meningkatkan PH
    Air dialirkan ke Daerator yang berguna untuk menghilangkan CO dan O
    Dari Daerator air akan dihisap oleh Steam Pump dimana dalam Steam Pump ini air dicampur dengan BWT (Boiler Water Treatmen). Ada 3 jenis BWT yang diberikan yaitu BWT 2200, 2041 dan 2430
    Air dan Steam Pump dialirkan ke stasiun boiler. Adapun jumlah pada stasiun ini adalah 3 orang /shift dengan kapasitas kerja 8 jam / shift dan diawasi oleh mandor 
    Stasiun Tenaga
Stasiun tenaga adalah merupakan sumber tenaga yang digunakan untuk menggerkkan semua instalasi yang ada di pabrik. Stasiun tenaga terdiri dari dua unsure yaitu ketel uap (boiler)dan stasiun kamar mesin.
    Ketel uap
Ketel uap adalah tempat untuk menghasilkan steam (uap) yang berguna untuk proses pengolahan di pabrik, di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi, pabriknya menggunakan bahan bakar dari serabut / ampas maka panasnya digunakan untuk memanaskan air sehingga dihasilkan uap panas yang disebut Steam.
Prosedur kerja alat ini menghasilkan uap panas adalah sebagai berikut :
    Periksa alat-alat dan penguji pompa dan pengisi air
    Periksa kondisi air dalam boiler dengan cara melihat pedomannya, kondisi air minimal setengah dari kapasitas air dalam boiler.
    Persiapkan bahan bakar serta masukkan bahan bakar tersebut ke dalam ruang bakar (furnace)
    Bersamaan ini dilakukan pembakaran awal untuk pipa sebelum boiler dioperasikan secara optimal
    Hidupkan semua alat-alat yang terdapat dalm boiler yaitu Draft Controoolll, insert   draft   fan, forced draft fan, dan second fan.
    Selanjutnya suplai bahan bakar yang berasal dari fibre convery diperbanyak agar pipa-pipa yang terdapat dalam boiler menjadi cepat panas dan dapat menhgasilkan uap
    Jika terdapat terbentukuap (steam) dari pipa maka uap tersebut akan disalurkan ke upper drum
    Bila tekanan pada upper drum telah mencapai 15 kg/cm² uap sudah dapat dialirkam kekamar mesin melalui pipa induk
Tenaga kerja di ketel uap ini terdiri dari 5 orang/shift diman kapasita kerjanya adalah 8 jam/shift dan salah satu tenaga kerja merupakan kepala kerja yang di awasi oleh mandor.
    Kamar mesin
Kamar mesin adalah tempat yang merubah uap panas (tenaga kinetik) menjadi tenaga putar dan dirubah menjadi tenaga listrik. Tenaga listrik dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di pabrik ataupun perumahan para karyawan perusahaan.
Alat yang digunakan untuk menghasilkan listrik adalah turbin uap, ginset, BPV (Back Preassure Valve) dan panel board. Untuk menggerakkan dynamo diguanakan mesin diesel yammar dan commins dengan bebam 200kw alternated. Disamping itu juga berfungsi sebagai pembantu turbin jika steam yang digunakn kurang dengan system parallel. Setelah elektro motor hidup di boiler dan pembakaran terjadi, uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin dengan kekuatan 18-20 kg/cm² yang kemudian dibagi dalam BPV, lalu dialirkan ke stasiun yang memerlukannya seperti stasiun sterilizer, pressan, klarifikasi dari pabrik biji.
Stasiun kamar mesin terbagi menjadi beberapa peralatan secara global yaitu :
    Turbin uap

Gambar 10. Turbin uap
Berfungsi sebagai penyangga beban dan pembangkit tenaga yang berkapasitas maksima 1200 kw. Turbin uap digerkkan oleh boiler dan diperlukan untuk menggerakkan turbin. Tekanan uap yang baik untuk memperoleh kerja turbin secara efektif adalah dengan tekanan uap antara 16-20kg/cm². jika tekanan steam jatuh pada titik yang randah(kuarang dari 10 kg/cm² maka tidak didapatkan pengoperasian turbin secara efektif. Hal ini dikarenakan adany beban turbin harus dihentikan. Untuk mendapatkan tekanan yang normal pada ketel uap maka diperlukan bahan bakar (sampah) yang cukup agar turbin dapat bekerja secara optimal.
    Genset
             
Gambar 11. genset
Genset berfungsi sebgai tenaga pada saat turbin belum dapat diopersikan, dan sebagai tenaga penyangga beban pada saat pengolahan dan untu penerangan disaat pabrik berhenti beroperasi. Kapasitas beban maksimal 480 kw alternator. Biasanya hanya dibebani 400-430 kw saja, hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi mesin tersebut dalam keadaan aus (80%).
    BPV (Back Pressure Valve)
Berfungsi sebagai saran penampung uap bekas dari turbin, kemudian dari BPV di distribusikan kemasing-masing stasiun yang membutuhkan, terutama pada sterilizer untuk perebusan TBS.
    Panel board

Gambar 12. Panel board
Berfungsi sebagai alat pengontrol yang dapat memonitor semua pengguna listrik di pabrik baik pada saat mengolah atau tidak. Pada panel board ini dilengkapi dengan berbagai peralatan pengamanan yang harus dimonitor secara terus menerus. Perlengkapan alat pada panel board ini adalah:
    Kapasitas bank berfungsi sebagai alat antisipator segala kejadian dan sebagai penyeimbang beben yang ada
    Automatic sweet berfungsi untuk mengatasi emergency yang terjadi diluar ruangan.


    Analisa Laboratorium

Gambar 13. Tempat analisa laboratorium
Analisa laboratorium bertujuan untuk mengetahui kehilangan minyak sewaktu pengolahan serta mengetahui kualitas minyak yang dihasilkan. Untuk mengetahui kehilangan minyak selama pengolahan maka dilakukan analisa pengolahan minyak (Oil Losses), sedangkan untuk mengetahui kualitas minyak maka dilakukan analisa mutu. Analisa tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu analisa minyak sawit (CPO)dan analisa inti sawit. Untuk analisa minyak sawit (CPO) ditentukan kadar asam lemak bebas (ALB), analisa inti sawit, kadar air, kadar kotoran pada CPO dan kernel inti.
    Analisa Kehilangan Minyak
Dilakukan pada air rebusan, tandan kosong, ampas kempa biji, solid decenter dan sludge akhir. Alat bahan yang dibutukan dalam analisa ini adalah cawan pemanas, oven, kapas, kompor listrik, timbangan listrik, sochlet exstaction, exstraction timble serta bahan yang akan di analisa. Prosedur kerja dalam analisa ini adalah:
Ambil contoh bahan yang akan dianalisa dan timbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan kedalam cawan yang telah ditimbang beratnya kemudian dipanaskan di dalam oven pada suhu 100-150ºC sampai kuning selama 5-6 jam atau dengan ketentuan lain sampai kering kemudian di dinginkan.
Untuk mengetahui kadar air ditimbang beratnya yaitu contoh yang sudah kering, sehingga diketahui berat keringya. Setelah diketahui berat keringnya maka dilakukan distrksi dengan cara timbang timbe tersebut pada sochlet. Lakukan ekstaksi pada kompor listrik sampai larutan shellsol pda flash selama 5 jam sampai warna pelarut tmble kering dengan suhu 100ºC, kemudian disulu=ing sisa larutan atau gelas labu hingga habis. Gelas labu itu di ovenkan pada suhu 103-105ºC sampai pelarut benar-benar habis dianginkan dalam eksikator dan ditimbang beratnya maka dihitung losses dengan rumus
persentase oil losses=(flash+minyak-flashkosong)/(berat contoh)×100%

    Penentuan kadar ALB
Prosedur kerja untuk penentuankadar ALB adalah sebagai berikut :
    Contoh minyak dipanaskan diatas titik cait supaya homogeny
    Timbang gelas elemeyer an contoh minyak yang telah homogeny sebayak 3 gr
    Tambahakan alcohol netral 15 ml dan N – heksane 10 ml pada minyak panas dan tambahkan 2 tetes indicator PP (Penol Phetalin)
    Titrasi dengan laritan Sodium hidroksida 0,1 N
    Titrasi diakhiri jika terbentuk warna jingga teteap lebih kurang 30 detik
    Cara perhitungannya adalah :
kadar ALB=(ml KOH×NKOH×256 (BMasampalmitat))/(berat contoh)×100%

    Penentuan Kadar Air
Dalam menentukan kadar air disini khusus untuk penentuan kadar air CPO. Adapun prosedur kerja untuk penentuan kadar air adalah sebagai berikut:
    Contoh yang akan ditimbang di aduk, jika perlu dipanaskan diatas titik cairnya supaya homogen
    Contoh ditimbang sebanyak 10 gram kedalam petridish yang sudah ditentukan berat kosongnya (A)
    Contoh yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam oven pada suhu 105ºC selama 3 jam, kemudian contoh didinginkan dalam desikator selama 15 menit
    Contoh ditimbang secara teliti sampai diketahui titik berat susutnya tidak lebih dari 0,05%setiap 30 menit (B)
    Pengamatan dilakukan dengan duplo/ triplo
    Perhitungan dengan menggunakan rumus :
kadar air=(A-B)/B×100%
Keteragan : A = berat contoh
            B = berat contoh setelah di oven

    Penentuan Kadar Kotoran
Prosedur kerja penentuan kadar kotoran adalah sebagai berikut :
    Contoh yang akan ditimbang diaduk dan dipanaskan dia atas titik cairnya supaya homogeny
    Contoh ditimbang sebanyak 20 gram dalam beaker glass yang telah ditentukan berat kosongnya (A)
    Didalam contoh ditambah 100 ml pelarut dan diaduk sampai laurt
    Contoh disaring dengan keras saring yang telah dicuci denagn pelarut dan ditentuka beratnya setelah dikeringkan dalam oven dengan suhu 100-105ºC selama 1 jam
    Beaker glass dan kertas saring dicuci sampai filtratnya agar terpisah dari minyak / lemak
    Contoh didinginkan di dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang sampai didapatkan berat yang konstan (B)
Perhitungan:
kadar kotoran=A-B
    Penanganan Limbah
Tujuan penangan limbah dipabrik adalah untuk mengutip sisa-sisa minyak yang terbawa oleh limbah dan menghindari pencemaran lingkungan oleh pabrik. Adapun proses penangan limbah sebagai berikut:
    Air hasil limbah dikumpulkan dalam satu bak yang disebut fat pit.limbah dari fat pit dialirkan kedalam bak parit panjang. Disini minyak dikutip lalu dipompakan ke crude oil tank, sedangkan lumpur dinaikkan ke colling tower yang berfungsi sebagai pendingin.
    Dari colling tower lumpur di alirkan ke colling pond melalui saluran parit panjang. Disini minyak dikutip lagi lalu dipompakan lagi ke bak RO untuk diproses kembali, sedangkan limbah dilairkan ke mixing pond. Pada mixing pond dikembangkan bakteri anaerobic yang berguna untuk menguraikan sisa-sisa minyak dan lemak
    Kemudian limbah dialairkan ke PAP (Primary Anaerobik Pond) 1, 2, 3 dan 4
    Dari PAP 3 dan 4 sebagian limbah dialirkan algi kedalam mixing pond untuk menetralisir PH dan sebagian lagi di alirkan ke SAP (Secondary Anaerobik Pond) 1 dan 2
    Dari SAP limbah dipompakan ke FD (fakultatif pond) 1, 2 an 3 untuk mendapatkan zat yang melayang dan padat
    Dari FP 3 limbah disalurkan keanaerobik pond terus kefinal pond dan berkhir di sungai
Sebelum sampai di FP limbah terlebih dahulu masuk ke anaerobic untuk membunuh bekteri dengan jalan bersinggungan dengan udara. PH air limbah yang telah diproses dan mengalir ke sungai bebas.



    STASIUN BOILER

Gambar 14. boiler
    Penjelasan
Boiler vessel (ketel uap) adalah suatu pesawat uap yang dapat menghasilkan uap atau suatu pesawat yang dapat merubah fase cair menjadi fase gas dengan pemnasan tinggi.
Sedangkan ketel uap adalah ketel uap yang lengkap dengan komponen-komponennya. Untuk kebutuhan uap yang menjadi salah satu syarat dalam pengolahan kelapa sawit dan sebagai pembangkit tenaga listrik, maka dibutuhkan ketel uap sebagai pembangkit uap di PMKS PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi sebagai berikut :
Spesifikasi
Ketel uap kapasitas 20 ton uap/jam
Kapasitas : 20 ton uap/jam-23 kg /cm²
Konstruksi
Pada jenis ketel uap ini terdapat dua bejana atau drum yang terbuat dari baja khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain melalui pia-pia. Pesawat ini juga dilengkapi dengan alat control dan pengaman.


    Bagian-Bagian Utama Ketel Uap
    Ruang bakar
Berfungsi sebagai tmpat pembakaran bahan bakar yang terdiri dari ruangan yang dibatasi oleh kisi-kisi berupa lanatai berlubang dari besi tulang. Pada ruang pertama bahan bakar di kelilingi header menghubungkan drum atas dan bawah.
    Drum atas dan drum bawah
Drum atas berfungsi sebagai pembentuk uap yang dilengkapi sekat-sekat penahan butiran air dalam uap. Sedangkan drum atas berfungsi sebagai tempat pemanas air ketel dan pengumpul endapan. Untuk memudahkan blow down antara drum atas dan drum bawah, maka header di hubungkan.
    Header
Header adalah alat/pipa yang pengumpul dan pembagi air ke pipa-pipa pemanas (water wall) yang berfungsi untuk memudahkan blow down.
    Ruang abu (dust fit)
Berfungsi sebagai saluran udara tekan dari forced draft fan (FDF) masuk kedalam raung bakar melalui celah-celah roster. Alat ini terletak dibawah ruang bakar.
    Penangkap abu dust collector)
Berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan abu/jelaga sisa-sisa pembakaran bahan bakar agar tidak keluar melalui asap dari cerobong. Alat ini berada pada bagian belakang boiler antara ruang bakar dan FDF.
    Blower tekan (force draft fan)
Berfungsi untuk memasukkan udara pri,mer dari bagian bawah roster dan udara sekunder dari dinding belakang langsung keruang bakar agar pembakaran sempurna dapat terjadi
    Cerobong asap (chiming)
Berfungsi untuk pengeluaran asap boiler ke udara bebas. Keluarnya gas aspa ini terjadi karena akibat tarikan alam dan dorongan IDF, tinggi cerobong ± 20 cm.
    Alat-Alat Pengaman Boiler
    Katup pengawas (savety valve)
Berfungsi untuk membuang uap jika tekanan melebihi kerja yang ditentukan. Pada tiap ketel uap dilengkapi dua buah katup pengaman dan berfungsi yang sama.
    Gelas penduga (sight glass)
Berfungsi untuk melihat tinggi permukaan air pada drum atas (upper drum).
    Kran spuit air (blow down)
Untuk membuang/mengeluarkan air dari dalam drum atas, bawah dan header dengan tujuan membuang endapan yang terjadi.
    Alat ukur tekanan (manometer)
Manometer adalah alat ukur tekanan uap dalam ketel yang dipasang satu buah untuk mengukur tekanan uap panas lanjut dan stu lagi untuk mengukut tekanan uap basah. Untuk menguji pada setiap manometer dipasang kran cabang tiga yang digunakan untuk memasang manometer penera.
    Kran induk uap (main valve)
Berfungsi untuk membuka menutup aliaran air pengisi ketel. Kran ini terdiri dari dua buah yaitu satu buah kran ulir dan stu lagi kran satu arah.
Selain peralatan utama dan peralatan pengaman dalam konstruksi ketel uap masih dilengkapi alat-alat bantu lain :
    Feeder (stocker)
Berfungsi untuk mengatur bahan bakar kedalam dapur ketel.
    Dumper
Berfungsi untuk mengatur gas buangan pada ujung ketel uap, alat ini dipasang pada lorong buang sebelum IDF.
    Alat penghembus debu (nechanical soot blower)
Berfungsi untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada pipa bagian luar dengan cara penghembusan.
    Panel-panel listrik
Berfungsi sebagai pusat pengendali dan pengawasan peralatan utama, pembantu maupun peralatan pengaman yang terdapat dalam ketel.
    Cara Kerja Boiler
Sesuai dengan fungsinya yaitu mengubah fase cai rmenjadi fase gas maka cara kerja ketel uap (boiler) dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
    Pemanasan atau pengapian
Energy panas boiler didapat dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran berlangsung pada ruang bakarn(combustion cumber). Bahan bakar dipasok oleh fuel feeder keruang bakar melalui pemasokan. Bersama masuknya bahan bakar dihembuskan udara menggunakan Carrire Air Fan dengan tujuan agar bahan bakar tidak tertumpuk pada satu tempat. Agar pembakaran  daoat sempurna dalam hal ini di aliri udara sari primery air fan malalui kisi-kisi atau roster. Untuk meratakan bahan bakar, dialairkan udara sekunder dari secondary air fan melalui nozel-nozel yang terpasang pada dinding yang bakar akan tersebar keseluruh ruang bakar.
Aliran udara primer atau sekunder dapat di atur dengan tingkat pengatur (balancing damper) yang ditempatkan sebelum nozel, pembakaran sudah herus berakhir aliran gas panas II. Gas panas yang melintasi pass II akan menyerahkan panasnya pada pipa pembangkit uap yang berada di akhirlintasan gas panas. Gas panas hasil pembakaran akan di buang melalui saluran pembuangan. Karena gas-gasbuangan tersebut debu, maka sebelum dibuang melalui cerong terlebih dahulu di masukkan ke Dust Collector untuk dipisahkan debunya dari gas asap agar tidak mencemari udara bebas.
    Pembentukan uap
Uap yang terjadi karena pemanasan tinggi pada air. Bila kalor (panas) yang dikenakan pada air, maka suhu akan naik. Kenaikan suhu tersebut dapat dideteksi secaa sedehana, misalnya dengan car menyentuh kan terasa panas, yang disebut dengan sesibel heat. Bila penambahan kalor diteruskan suhu akan  naik terus hingga titik didih. Pada tekanan 1 Atm, biasnya air akan mendidih pada suhu 100ºC. bila air pada suhu tertentu dipanasi hingga suhu didh dan penambahan kalor terus dilakukan, hal ini tidak akan meningkatkan suhu tapi akan mengakibatkan air berubah menjadi uap (kalor laten) dan uap panas lanjut.
Dari daeator air dipompakan melalui filter. Air akan masuk kedalam ruang drum atau melalui nozel yang terpasang sepanjang drum, kemudian di distribusikan kesluruh pipa air yang merupakan system sirkulasi. Panas dari pembakaran akan dihisap secar radiasi konveksi oleh air pada rister. Karena pemanasn inilah akan terbentuk gelembung-gelembung uap. Camuran air dan uap dalm riser mempunyai masa jenis (density) lebih kecil dibandingkan air yang ada dalam drum dan down corner, sehingga campuran air dan uap akan anaik kedalam drum atas, uap jenuh akan tebentuk dan dikumpulkan pada ruang uap oleh deflector pada drum atas. Air yang berada pada drum atas, turun melalui down corner dan drum bawah menggantikan air atau pengisi rister, demikian seterusnya sirkulasi air pembentukkan uap terjadi.
    Uap panas lanjut (super heater steam)
Uap yang dihasilkan boiler masih berupa uap basah (jenuh). Uap mnghasilkan uap panas lanjut sebagai keperluan tertentu (penggerak turbin dan lain-lain). Maka uap jenuh masih perlu dipanaskan lagi.
Pembentuk uap panas lanjut dilakukan pada alat Super Heater, uap jenuh yang dihasilkan dari boiler dialirkan ke dalam pipa-pipa super heater yang ditumbuk pada collector yang di tempatkan pada pass III (aliran gas panas akhir). Temperature gas panas bervariasi antara 235ºC pada beban rendah dan 280ºC pada beban puncak. Karena pemanasan inilah partikel-partikel air yang terkandung dalm uap jenuh akan menguap. Partikel air yang tidak menguap akan dibuang melalui pipa condenstate yang terpasang pada collector. Dengan demikian uap yang keluar dari super heater sudah berupa uap pana lanjut (Super Heater Steam).
    Cara Mengoperasikan Boiler
Dalam mengoperasikan boiler ini diperlukan langkah-langkah seperti berikut :
    Persiapan
    Pastikan tidak ada benda asing dalam boiler yang dapat mengganggu
    Tutup rapat pintu masuk dan lobang orang (Man Hole)
    Periksa semua katup, damper dan lainnya
    Periksa persediaan air umpen dansuhu air umpan
    Pastikan alat pengaman boiler dalam keadaan siap operasi
    Menghidupkan boiler
    Start dingin (cold start up)
    Periksa pada level air melalui gelas penduga, atau posisi air pada L3, dengan cara menambahkan / mengurangi air di dalam drum
    Tutup roster dengan sempurna
    Isi bahan bakar untuk pemanasan boiler
    Buka drains valve super heater
    Buka air rekief/valve pembuangan udara
    Buka kran air pada dust collector
    Jaga agar tekanan boiler konstan 0,5 kg/cm²
    Pada start dingin dilakukan sebagai start awal (boiler dalam keadaan dingin)
    Start panas (haet start up)
    Periksa air secara visual pada gelas penduga
    Buka kran super heater , dumper ditutup 100%
    Bila IDF sudah mencapai putaran normal, buka dumper 90%
    Berturut-turut hidupkan carier air fan, primary air fan, kemudian secondary fan
    Hidupkan rotary fuel feeder dan fuel distribusing conveyor
    Setelah tekanan mencapai 3-4 kg/cm², buka kran out let super heater
    Bila tekanan boiler telah mencapai 10 kg/cm², buka kran out let super heater
    Menghentikan boiler
Langkah-langkah dalam menghentikan boiler adalah sebagai berikut :
    Matikan boiler secondary air fan (SDF)
    Matika primary air fan (PAF)
    Setelah tekanan ketel turun segera matikan IDF
    Hentikan supply bahna bakar
    Setelah tekanan di boiler = 0 kg.cm², buka kran udara
    Pengawasan selama operasi
    Level air harus selalu dikontrol agar pembentukan uap dapat optimum
    Hindarkan udara dingin masuk kedalam ruang pembakaran melalui pintu apur
    Pemasukan bahan bakar harus tertur
    Panas air umpan dijaga minimal 80ºC
    Pemakaian bahan kimia (internal treatment) secara reus menerus selama ketel dengan dosis yang telah ditentukan
    Lakukan peniupan abu (soot blower)setiap tiga jam sekali
      Lakukan blow down sesuai dengan analisa TDS



















BAB 1V
STUDI KHUSUS





















BAB V
PENUTUP

    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan hasil analisa yang dilakukan selama pembuatan laporan dapat disimpulkan :
    Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa swait pada dasarnya bersifat fisis dan mekanis, yaitu memisahkan berondolan (buah) dari tandannya, mengutip minyak-minyak dari daging buah dan penjerhihan/pemurnian minyak, mengutip inti sawit dari cangkangnya. Merupakan suatu kebutuhan utama, seperti : ketersediaan air, fasilitas penelitian, lbaoratorium (keutamaan kialitas lossis), serta pasokan bahan baku berupa TBS (Tandan Buah Segar), sangat menunjang sirkulasi produksi suatu pabrik.

    Saran
Dalam beberap proses pengolahan perlu sekali adanya buku tentang petunjuk pengopersian, kapasitasnya, program perawatnnya serta langkah yang utama dilakukan saat terjadi. Berdasarkan pengamatan secara langsung pada tiap stasiun  maka memberikan berupa saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan hasil produksiyang maksimal dan juga berguna untuk mahasiswa yang praktek disana antara lain yaitu :
    Untuk meningktkan randemen minyak banyak factor yang harus diperhatikan antara lain, dari mutu bahan baku, proses pengolahan serta sumber daya manusianya.
    Bahan dapat ditingkatkan dan pengetahuan yang lebih dari karyawan terhadap mesin yang dioperasikannya dapt dijalankan lebih efektif
    Mengadakan pelatihan dan peningktan mutu keterampilan karyawan agar efektif
    Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka perlu adanya perbaikan atau penggantian pada mesin karena menurut pengamatan penulis sekarang sudah banyak mesin-mesin dipabrik ini yang sudah tidak berfungsi lagidengan maksimal karena kemungkinan umur mesin-mesin yang sudah tua.
    Kebersihan harus selalu di jaga sebab apabila tempat produksi kotor maka produk yang dihasilkan juga tidak akan baik, yang akan dapat mengakibatkan harga minyaknya juga akan turun dan kualitas yang dihasilkan juga rendah.
    Utamakan keselamtan tenaga kerja (operator) sesuai dengan undang-undang keselamatan.
    Dari pengamatan yang dilakukan perawatan dan pengecekan harud dilakukan setiap hari agar mesin selalu dalam keadaan baik
    Perawatan harus dilakukan tim khusus dan berpengalaman dalam bidang mesin agar perawatan sesuai dengan kehendaki
    Setiap ada kerusakan hendaknya harus diatasi secepat mungkin dengan rasa penuh tanggung jawab dalam perbaikan haruslah bersifat hati-hati, tidak gegabah serta tergesa-gesa agar perbaikan berjalan dengan lancer dan optimal
    Penulis menyarankan adanya kekompakan, kemahiran dalam bidangmasing-masing pekerjaan, dan bertindak sesuai dengan prosedur yang diberikan perusahaan kepada keryawan tersebut.








DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1992, Sejarah Pabrik Kelapa Sawit PTMS.PT.Sapta Sentosa Jaya Abadi, Muko-Muko, Bengkulu
Geankoplis,C. j, 1983, Transport Processes And United Operation,And Edition,Allyn And Bacon,Massa Chusettis.
Hallburton.1997. White Heat Service Manual.Halliburton Energy Service
Kartimin,1984, Garis – Garis Besar Mesin Kelapa Sawit, Lembaga Edisi 1, UI press, Jakarta.
Niabaho,1996, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan
Rante R,S.E, 1997, Pengolahan Kelapa Sawit Dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit, Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit,Derektiorat Jendral Perkebunan, Jakarta
S.P Sidadolog.1995. Buku Pedoman Kerja Staf Tekhnik / Teknologi PT. Perkebunan II Tanjung Morawa
Universal Steel. 1993. Continuous Double Screw Press. Medan Indonesia
Unp .2009. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir / Skripsi Universitas Negeri Padang . Padang. UNP